Wednesday, September 12, 2007

LANGKAH AWAL UNTUK PENDIDIKAN

Dari ke empat aspek yang disentuh, program Rumah Kreatif (RK) ingin menjawab kebutuhan pendidikan. Disadari bahwa pendidikan adalah modal dan langkah besar untuk memajukan suatu bangsa atau komunitas dalam skala yang lebih besar. Dengan majunya pendidikan otomatis akan membangkitkan roda perekonomian, kesadaran akan lingkungan dan kemauan untuk berbuat sosial. pendidikan memang masih di anak tirikan oleh bangsa ini, buktinya dapat terlihat dari anggaran pendidikan yang masih jauh dibawah standar UUD 1945.

Konsep RK yang diusung adalah: bagaimana bisa memberikan pendidikan yang konkrit kepada anak khususnya dan warga sekitar umumnya, tanpa memandang usia, tingkat pendidikan, status, atau golongan sehingga setiap anak memperolah kesempatan yang sama untuk mengecap pendidikan.

Maka, 7 September 2007 lalu sekitar pukul tiga petang di balai desa Cipelang, kecamatan Cijeruk, Bogor, ditandatanganilah MoU atau nota kesepahaman antara Lembaga dan Yayasan yang ditunjuk serta Pemda Cipelang. Tujuannya adalah bentuk komitmen resmi agar program yang dijalankan nanti jelas. Masyrakat pun ikut memeriahkan seremoni ini dengan 10 buah tumpeng kreasi mereka dilengkapi jajanan kampung ala desa Cipelang. Tumpeng pertama diberikan oleh pimpinan kepada kepala desa, sebagai tanda kepecayaan lembaga kepada wakil masyarakat untuk turut medukung program.

Rombongan pun menuju lokasi pembangunan RK. Berjarak hanya 100meter dari balai. Jajaran anak-anak SD itu menyambut rombongan. Ya, mereka adalah murid SDN 02 Cipelang. Sekolah itu tepat bersebelahan dengan lokasi pembangunan RK. Kondisi lahan yang berkontur.Pimpinan segera meresmikan RK dengan meletakkan batu pertama sebagai fondasi bangunan dan penanaman tanaman perdu oleh masyarakat setempat sebagai simbol komitmen masing-masing pihak.

Sebuah babak telah dimulai, dan bukan menjadi patokan ketika ingin mencapai hasil yang diinginkan. Tetapi bagaimana proses pembelajaran masyarakat itu dapat terus bergerak dinamis dan berkesinambungan. Angin sejuk dan udara yang agak mendung bak harap dan haru akan komitmen lembaga ini untuk terus berkarya dan berbakti bagi kemajuan manusia Indonesia.
.

Labels: , ,

Sunday, July 23, 2006

KERIAAN

Tepatnya pada hari Rabu, tanggal 20 Juli 2006 di Desa Mekarjaya. Gadis-gadis berpupur dan bergincu, kakek berkopiah hitam, ibu menggendong bayi dan bocah yang lendir hidungnya mengering di pipi hadir di sekolah SDN Mekarjaya. Masih ada ratusan dan bahkan ribuan gadis berpupur, kakek berkopiah, ibu dan bayi serta bocah-bocah lainnya disana. Kekeringan yang melanda desa Mekarjaya dibasahi oleh hujan keriaan yang membawa harapan.

Kehadiran pimpinan tertinggi untuk meresmikan program Desa Kita di sambut secara luar biasa untuk ukuran desa Mekarjaya. Di mata-mata yang hadir terbersit berbagai harapan. Harapan yang dikhawatirkan bukan merupakan harapan yang sama dengan yang ditargetkan. Harapan biasanya dikaitkan dengan wishful thinking, mimpi bersama, dari ketidakberwujudan menjadi kenyataan. potensi-potensi kedua belah pihak yang seharusnya disintesakan terlupakan begitu saja, seperti bibit padi yang menggoler dan mengering karena ketiadaan air yang membasahinya, kehilangan potensinya, hanya karena hujan alpa hadir.
Kering dan getas, bumi Mekarjaya. Gemerlap lampu kota mengundang penduduk Mekarjaya untuk mencari perbaikan nasib di sana. Indotel, Indo Mie Telor, mata pencaharian di kota. Solusi semu. Menggeser masalah dari desa ke kota dan kembali lagi ke desa. “Permasalahan di kota, penyelesaiannya di desa, permasalahan di desa, penyelesaiannya di kota”, ujar pimpinan tertinggi. Mekarjaya, bukan hanya Mekarjaya, tapi bagian dari kehidupan kita. Desa Kita.

Harapan, juga ada di mata pimpinan. Harapan agar penduduk Mekarjaya menyadari bahwa solusi hanya ada di diri mereka, ada pada potensi mereka. Lembaga yang dipimpinnya hanya memberikan sarana, membantu proses, tapi semuanya berpulang pada mereka sendiri. Rampak gendang menyambut kehadiran Putra Harapan. Mengalunkan irama ceria yang membungkus rintihan kemiskinan. Suaranya bertalu-talu menghardik nurani, menggetarkan langit.

Labels: ,