Tuesday, September 11, 2007

PEDOMAN MERENCANAKAN PROGRAM DESA KITA

Sesuai dengan namanya, strategic philanthropy selayaknya bersifat strategis. oleh karena itu pengembangan yang dilakukan baik fisik maupun non fisik harus berangkat dari tujuan besarnya dahulu, yaitu misi, baru kemudian turun menjadi sasaran, sub sasaran dan strategi kegiatan. Dengan demikian beberapa kegiatan yang kita rencanakan akan mengarah pada satu tujuan besar dan tidak saling terpisah. Keberhasilan dari masing-masing kegiatan tersebut selayaknya menyokong keberhasilan pencapaian visi dan misi. Uraian berikut menjelaskan hal tersebut serta beberapa contohnya.

A. Misi dan Sasaran Program Desa Kita

Misi:
“Mewujudkan masyarakat yang produktif dan mampu mengembangkan dirinya sendiri baik secara fisik (finansial/ekonomi, kesehatan, pendidikan dan lingkugann) maupun secara psikis (pengetahuan, sikap dan perilaku)

Sasaran:
Adalah tujuan yang dapat diukur pencapaiannya. Contoh:
Peningkatan Indeks Pembangunan Manusia (IPM)
Kemandirian dan Sustainability desa.

B. Penjabaran IPM

Indeks Pembangunan Manusia (IPM) diadopsi dari Human Development Index (HDI) yang merupakan standar yang dipakai oleh semua negara di dunia untuk mengukur derajat pertumbuhan suatu negara, apakah termasuk negara maju, berkembang, atau tertinggal. IPM mengukur:
Panjang usia dan kesehatan, diukur dengan angka harapan hidup pada kelahiran.
Pengetahuan, diukur dengan tingkat melek huruf orang dewasa (dengan bobot 2/3) dan tingkat pendaftaran pada pendidikan dasar, menengah dan tinggi (dengan bobot 1/3)
Kelayakan standar hidup, diukur dengan GDP per kapita dan paritas (keseimbangan) daya beli.

C. Penjabaran Kemandirian dan Sustainability

Disadari bahwa pengukuran IPM masih merupakan pengukuran yang masih bersifat kasar dan memiliki keterbatasan dalam mengukur standar kelayakan hidup manusia. Pengukuran IPM belum memasukkan modal yang dibutuhkan oleh masyarakat untuk dapat mengembangkan dirinya. Sedangkan salah satu nilai yang ditekankan dalam Program Desa Kita adalah kemampuan masyarakat desa binaan untuk terus mengembangkan dirinya sendiri setelah program Desa Kita dinyatakan selesai di desa tersebut. Untuk itu dibutuhkan pengukuran terhadap kemampuan sustainability dan kontinuitas pengembangan secara mandiri dari desa.

Beberapa kondisi yang ingin dicapai berkaitan dengan kemandirian dan sustainability antara lain:
1. Desa memiliki kompetensi inti dan produk/komdoitas unggulan yang dikembangkan
2. Adanya kelembagaan dan operasionalisasi usaha desa yang melibatkan keseluruhan warga masyarakat desa.
3. Desa memiliki sistem pengembangan produk, terdiri dari kemampuan untuk melakukan survei pasar secara seerhana atau sistem umpan balik pasar tehradap produk.
4. Profitabilitas usaha desa.
5. Pengembangan permodalam usaha.
6. Tersedianya sumer daya manusia yang memiliki kapasitas yang cukup untuk mengembangakn perekonomian desa, baik untuk kebutuhan SDM saat ini maupun ayng selanjutnya. Oleh karena itu diperlukan pengembangan sumbe rdaya manusia bagi semua lapisan masyarakat desa, baik yang berada pada usaia produktif maupun yang masih anak-anak dalam bentuk optimalisasi pendidikan.
7. Terciptanya budaya saling berbagi informasi dan pengetahuan antar warga desa dalam bentuk Community of Practice (CoP) guna pengembangan terhadap pengetahuan secara kolektif yang dapat menyempurnakan manfaat dan nilai dari produk serta cara/sistem secara kontinu. CoP ditunjang/difasilitasi dengan organisasi/kelembagaan, praktek dari pengetahuan seperti misalnya usaha, dan teknologi dan alat penunjang penyimpanan dan penyebaran informasi dan pengetahuan.

D. Penetapan Sub-Sasaran

Sasaran di atas diturunkan menjadi sasaran yang lebih konkrit, lebih dapat terukur, lebih bersifat teknis dan operasional. Contoh penurunan sasaran menjadi sub sasaran:

SASARAN: Desa Memiliki Kompetensi Inti dan Produk/Komoditas unggulan yang dikembangkan
SUB SASARAN:
a. Usaha Desa Memiliki Sistem Produksi yang Efektif dan Efisien.
b. Terdapat struktur eksternal antara usaha desa dengan pasar dan pemasok

SASARAN: Adanya kelembagaan dan operasionaliasi usaha desa (internal process)
SUB SASARAN:
c. Memiliki kelembagaan atau asosiasi usaha yang saling mendukung dalam mengembangkan usaha yang memiliki kompetensi berkembang.

SASARAN: Desa memiliki sistem pengembangan produk
SUB SASARAN:
d. Terdapat aktivitas penelitian dan pengembangan
e. Terdapat aktivitas komunikasi yang baik dengan supplier dan konsumen dalam rangka pengembangan produk

SASARAN:
Profitabilitas usaha desa
SUB-SASARAN:
f. Tingkat keuntungan yang memadai
g. Peningkatan nilai tambah dari produk saat ini

SASARAN: Akses permodalan usaha
SUB-SASARAN:
h. Terdapat Institusi penyedia kebutuhan modal yang tidak memberatkan pengusaha

SASARAN: Kompetensi Sumber Daya Manusia
SUB-SASARAN:
i. SDM memiliki pengetahuan dan kompetensi untuk menghasilkan produk yang unggul

SASARAN: Budaya saling berbagi informasi dan pengetahuan untuk pengembangan produk bersama
SUB-SASARAN:
j. Terdapat budaya berbagi pengetahuan
k. Terdapat kelembagaan Community of Practice (CoP) antar pelaku usaha desa.


E. Strategi pencapaian

Setelah menetapkan sub-sasaran yang konkrit, selanjutnya adalah merumuskan strategi berupa aktivitas-aktivitas yang dapat digunakan untuk mencapai sasaran yang ditargetkan. Strategi atau rencana aksi yang disusun berangkat dari kondisi aktual, kemudian dibandingkan dengan sub-sasaran tersebut baru kemudian direncanakan tindakan intervensi guna menjembatani gap antara kondisi aktual dengan sub sasaran yang ingin dicapai. Contoh, kondisi aktual di desa sudah memiliki komoditas unggulan, tetapi belum memiliki daya saing yang tinggi dan belum terdapat hubungan dengan pasar. Dengan demikian strategi yang direncanakan berupa aktivitas untuk menjembatani antara kondisi aktual dengan sub sasaran yang diinginkan, misalnya: melakukan pelatihan desain produk, meningkatkan kualitas produk.

0 Comments:

Post a Comment

Subscribe to Post Comments [Atom]

<< Home