Friday, September 07, 2007

RUMAH KREATIF

Murid-murid berseragam putih merah lengkap dengan dasi berjajar berbaris di sisi kiri dan kanan jalan masuk ke sekolah. Wajah-wajah kelelahan karena seharian berjemur di panas matahari menanti upacara yang sebenarnya ya hanya sebuah upacara. Tawa yang menggelitik tersumbat di kerongkongan yang memang sudah gatal dari awalnya. Bayangkan saja, kuncir yang sudah melesat tak jelas, rambut yang basah karena peluh, dasi yang melingkar tak beraturan di leher, serta lendir hidung yang naik turun tergambar wajah-wajah anak-anak tak berdosa di sekolah SD Cipelang. Kadang hampir tidak masuk akal sehat, kenapa di tengah terik matahari yang membakar sangar, masih saja anak-anak diwajibkan ke sekolah dengan mengenakan lengan panjang, celana panjang serta berdasi pula. Keanehan memang bagian dari khazanah bangsa kita. Kalau bukan aneh, ya bukan kita. Tapi laiknya hidup dalam sebuah masyarakat, tidak bisa tidak, nilai-nilai yang sudah terbangun bersama onggokan sejarah harus dipatuhi. Itulah hakekat hidup bermasayarakat.
Hari ini, tanggal 7 September 2007, mungkin bisa menjadi hari yang berarti bagi mereka dan bagi lembaga tempat kami mencari nafkah. Rencana rumah kreatif yang sudah lama dibahas dan bolak balik dibahas, sampai hampir hangus kedua sisinya, akhirnya diresmikan. Diresmikan dalam sebuah upacara peletakan batu pertama, penanaman pohon, dan penandatanganan MOU triparti antara pemda, yayasan dan lembaga.
Menurut rencana tanah pemberian desa yang luasnya sangat luas, akan didirikan bangunan persegi banyak dengan pusat kekuatan yang bermuara di tengah lingkaran. I love this style (as if it's mine). Bangunan ini benar-benar mencerminkan spirit yang ingin diciptakan dalam program rumah kreatif, penyatuan energi semua yang hadir di dalam rumah tersebut menjadi satu kekuatan. Sekarang tinggal bagaimana mengupayakan kehadiran mereka yang dapat memetik manfaat dari rumah kreatif.
Menghadap ke gunung salak menghampar bangunan seluas 600 M2 berbentuk persegi banyak tempat bernaung anak-anak, baik yang masih sempat berdasi, maupun mereka yang hanya menggunakan tali sayur untuk mengikat celananya, baik yang berlengan panjang, maupun yang berlelehan lendir hidungnya.

Labels: ,

2 Comments:

Blogger danu doank said...

"Kadang hampir tidak masuk akal sehat, kenapa di tengah terik matahari yang membakar sangar... bla, bla, bla... kurang satu lagi pake rompi, jadi semakin lengkaplah kesengsaraan anak-anak itu. kayaknya tempatnya enak bgt yak, sayang gak ada gbrnya. mudah2an lancar2 aja yak pembangunan rumah kreatifnya.

Tuesday, October 30, 2007  
Blogger Ibu said...

Banget... tempatnya enak banget... Di depan menghampar gunung dan tidak sepadat dan sepekat kehidupan di Jakarta. Udaranya sejuk. Terima kasih ya Danu udah mampir dan udah mendoakan kelancaran program ini. Semoga Danu juga sukses.

Friday, November 02, 2007  

Post a Comment

Subscribe to Post Comments [Atom]

<< Home