Friday, July 14, 2006

RAMBUT DAN KUMIS TIPIS SERTA CINCIN BERBATU

Derit roda kereta yang menggilas rel besi berdentam-dentam mengoyak kesunyian malam. Perjalanan kereta malam seperti titik, koma dan tanda tanya. Akhir perjalanan sebuah hari yang meninggalkan buah-buah pikir yang menggelantung di bibir malam. Buah pikir perjalanan ini, perjalanan desa kita hari ini, dari Kantor Bupati di Kuningan kembali ke Jakarta.

Pada awalnya, rambut dan kumis yang mulai menipis dilengkapi dengan cincin berbatu menghadirkan banyak pertanyaan di benak ini. Kecurigaan memang nama tengah masyarakat kita. Tapi masyarakat juga tidak dapat dipersalahkan begitu saja. Kecurigaan tersebut memang telah lahir dari banyaknya ulah mereka yang ’berambut dan kumis tipis mengenakan cincin berbatu’ yang lainnya . Sudah menjadi semacam prototype dalam menilai pria ’berambut dan kumis tipis dengan cincin berbatu’. Tapi yang satu ini tampaknya beda. Dia menjadi semakin beda ketika dia berujar: ”Jangan melakukan pemerkosaan!. Niat baik orang lain untuk menolong harus disambut dengan rencana nyata untuk mengimbangi pertolongan tersebut. Kalau kita hanya mengharapkan pertolongan tanpa melakukan apa-apa, itu yang saya sebut tadi ’pemerkosaan’.!” Duh.... masih ada yang seperti ini di jajaran pemerintah daerah rupanya. Mudah-mudahan apa yang kita lihat dan dengar bukan hanya sebuah bungkusan. Tapi sebuah bongkah emas yang selama ini berselimut debu kecurigaan.

Desa Kita terfokus pada aspek pendidikan, kesehatan, lingkungan dan perekonomian. Duet antara program Desa Kita dan program Pemda akan berjalan seiring menembus batas angan menuju bentangan realita. Untuk pendidikan, peningkatan fasilitas sekolah berupa perpustakaan dan rumah baca serta program cinta membaca dari Desa Kita akan dilengkapi oleh program wajib belajar dari Pemda. Pembangunan fasilitas kesehatan dari program desa kita akan dilengkapi dengan peralatan kesehatan oleh Pemda, Pembangunan irigasi dari Desa Kita akan dilengkapi dengan pelatihan pengawas air oleh Pemda dan Program Pelestarian Hutan Jati Emas dari Pemda akan dilengkapi dengan bibit dari program Desa Kita. Sekilas, it comes out right!. Program Desa Kita dan Program Pemda berjalan searah, seimbang. Tidak terjadi ’pemerkosaan’ dan terjalin secara cukup seimbang.

Penduduk desa.... gosh... hampir terlupakan! Bagaimana mungkin? Peran kita ini diumpamakan sebagai pihak keluarga yang merasa bertanggung jawab untuk melaksanakan perhelatan perkawinan. Aktivitas dan kesibukan telah menciutkan pandangan besar kita menjadi myopic. Sibuk mematut-matut gaun untuk diri sendiri, dan melupakan gaun sang pengantin. Sederhana sebenarnya, tapi seringkali terjadi. Penduduk desa, sang pengantin yang terlupakan Kapan ya waktunya penduduk desa diundang untuk memberikan pendapat atas program Desa Kita?????.

Labels: , , ,

0 Comments:

Post a Comment

Subscribe to Post Comments [Atom]

<< Home